Didorong untuk Mengajak Karyawan untuk Tidak Menggunakan Sekali Pakai – Perusahaan di Indonesia didorong untuk membuat kebijakan internal untuk pengelolaan limbah plastik yang dihasilkan dari aktivitas kerja sehari-hari. Dengan demikian, korporasi juga turut andil mengubah gaya hidup masyarakat agar lebih sadar akan kelestarian lingkungan.

Thousands of plastic waste are piled up behind the Bank Sampah Induk Mapalus building in Tomohon City, South Sulawesi. The amount of plastic bottles and glasses in Tomohon is claimed to have significantly decreased after the government issued a circular calling for the use of refillable tumblers or bottles.

Director of Climate and Market Transformation Yayasan WWF Indonesia Irfan Bakhtiar mencontohkan salah satu hal kecil yang bisa dilakukan perusahaan adalah dengan melarang penggunaan botol plastik sekali pakai di lingkungan kantor dan mewajibkan seluruh karyawan beralih ke botol isi ulang. . Perusahaan juga diwajibkan menyediakan akses air minum di kantornya.

“Kepedulian terhadap lingkungan tidak bisa dicapai dengan pengingatan saja, perlu kebijakan atau regulasi. Meski tidak semua perusahaan memproduksi plastik, tapi kebanyakan juga pengguna,” kata Irfan dalam diskusi dengan PT Blue Bird di Kantor Blue Bird, Jakarta Selatan, Rabu (15/8/2023).”

Selain itu, perusahaan juga harus membedakan limbah berdasarkan jenisnya, yaitu limbah organik, limbah anorganik, dan limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3). Oleh karena itu, perlu adanya penyediaan tiga tempat sampah yang dikategorikan, serta memastikan pemilahan sampah tetap terjaga hingga mencapai tempat pembuangan akhir.

Menurut Irfan, jika perusahaan berani menerapkan pembatasan penggunaan plastik secara tegas di tempat kerjanya, maka mereka turut mendukung program pemerintah untuk mencapai target Indonesia Bersih dari Sampah 2025. Target ini bertujuan untuk mengurangi sampah di sumbernya sebesar 30%, dan menangani sampah sebesar 70% pada tahun 2025.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, total sampah yang dihasilkan di Indonesia pada 2022 mencapai 33,1 juta ton, dan 18,01 persen di antaranya adalah sampah plastik. Diperkirakan antara 4,8-12,7 metrik ton plastik terakumulasi di lautan setiap tahun, 80 persen di antaranya diyakini berasal dari sumber berbasis darat, sedangkan 20 persen sisanya berasal dari sumber berbasis laut, seperti perikanan dan pelayaran. industri.

Selama ini kampanye pengurangan sampah plastik hanya difokuskan pada komunitas dan rumah tangga. WWF melalui program Plastic Smart Cities telah berjalan sejak tahun 2021 di tiga wilayah perkotaan, yaitu DKI Jakarta, Kota Depok, dan Kota Bogor.

Salah satu perusahaan yang telah menerapkan kebijakan pengurangan sampah plastik adalah PT Blue Bird. Perusahaan taksi ini memulai gerakan ini dengan mewajibkan 1.500 pengemudi di wilayah DKI Jakarta untuk membawa botol isi ulang di mobilnya saat bekerja.

Ribuan pengemudi diharapkan menyebarkan kampanye pengurangan penggunaan plastik sekali pakai kepada setiap penumpang yang menggunakan layanan mereka. Dengan begitu, seluruh masyarakat atau setidaknya pengguna jasanya akan mulai mengubah perilakunya untuk menyelamatkan lingkungan.

“Kami bertujuan untuk secara bertahap meningkatkan kesadaran pengemudi dan karyawan kami untuk mengubah perilaku mereka, agar menjadi individu yang mempromosikan peningkatan kualitas lingkungan, terutama karena mereka akan melayani banyak pelanggan setiap hari. Mereka juga mampu menjadi agen perubahan,” kata Mediko Azwar, Kepala Pemasaran PT Blue Bird.

Gerakan ini akan diperluas ke lebih dari 8.000 pengemudi di seluruh Indonesia untuk lebih bertanggung jawab dalam menggunakan kemasan plastik sekali pakai, berpotensi mengurangi lebih dari 120 ton botol plastik setiap tahunnya. Mereka juga memberdayakan karyawannya untuk mendaur ulang sampah plastik menjadi produk yang bisa dijual.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *